Rabu, 15 September 2010

Happy Birthday

Penulis: Kangeno
Betapa senangnya apabila datang hari Ulang Tahun. Kita siapkan kue dan lilin spesial, buat rencana makan bareng , menerima berbagai kado dan ucapan selamat pun lewat berbagai sarana teknologi mengalir begitu banyak dari saudara dan handai taulan kita. Kita pun dibuatnya senang…happy, happy and happy…Begitulah kebiasaan sebagian masyarakat kita saat menyambut datangnya hari Ulang Tahun.
Ulang Tahun secara hitungan jumlah umur kita memang bertambah, tapi kalau kita renungkan (tafakuri) pada hakikatnya pada saat itulah jatah umur kita berkurang lagi satu tahun…Kalau kita sadar akan hal itu, pantaskah kita merayakan berkurangnya modal (umur) kita dengan berbagai hiburan atau kesenangan yang berlebihan? Padahal Islam tidak menyukai sesuatu yang berlebihan meskipun perbuatan itu baik atau halal sekalipun, seperti memakan makanan halal terlampau kenyang, beribadah siang malam terus menerus tanpa memikirkan kesehatan tubuh sehingga rentan sakit, kurang tidur dan mengabaikan kewajiban yang lainnya. Dan sikap berlebih-lebihan juga merupakan pekerjaan syaitan. Pernah seorang sahabat mendapat teguran dari Rasullulah saw. karena siang malam terus beribadah berlebihan tanpa memikirkan hak isterinya.
Sikap terbaik kita saat datangnya hari ulang tahun adalah kita jadikan sebagai momentum muhasabah diri, peningkatan kualitas amal ibadah dan tak salah kita menerima kado atau mengamini doa-doa yang baik dari saudara atau sahabat-sahabat kita, bahkan insya Allah itu nilainya ibadah atau mengadakan acara makan-makan alakadarnya dengan niat beribadah, mempererat silaturrahim sebagai ajang tukar ilmu atau informasi yang bermanfaat, semoga itu juga tidak salah, yang salah adalah kita terlena dengan datangnya hari UT dan kita rayakan dengan hal-hal yang berlebihan (mubazir) bahkan perbuatan-perbuatan dosa. Adapun untuk menjaga kehati-hatian akan takutnya berubahnya niat/tujuan ibadah atau terjerumusnya kedalam hal-hal maksiat maka meninggalkannya itu lebih baik. Insya Allah..Wallahu a’lam bishshowaab.
Mohon korek apabila ada yang salah!!!
Minal aidin walfaidzin.. Mohon maaf lahir dan bathin…
Renungan Awal Syawal 1431 H, diatas loteng papan akasia. (16-09-2010)
Inspirastor: Radio MQ FM Daarut Tauhid Bandung
baca selengkapnya......

BAHAYA MANIPULASI DATA

Penulis: Kangeno (special for teachers)
Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, ia merupakan cahaya penerang bagi dunia kegelapan atau sang penunjuk jalan, penakluk atau pemecah kebodohan murid-muridnya.
Perspektif lain menjadi guru PNS adalah suatu impian, cita-cita mulia, atau ada yang beranggapan kerjaan guru itu mudah (asumsi)bagaimana tidak, contoh seorang guru SD, ia bekerja hanya setengah hari, sisa waktunya bisa digunakan untuk bisnis atau kegiatan lainnya, ia paling banyak liburnya daripada PNS-PNS lain, karena saat anak libur ia pun ikut libur, di masyarakat dihargai karena ia dibutuhkan dalam kegiatan-kegiatan resmi desa atau kegiatan warga yang sering sekali melibatkan guru, seperti panitia KPPS, musyawarah desa, panitia dalam resespsi pernikahan, acara hari-hari besar agama/nasional dsb. Pendek kata, guru sangat dihargai karena dibutuhkan masyarakat. Tapi apa jadinya seandainya guru itu bodoh, jahat, berakhlak buruk , tidak bertanggung jawab dan mengajarkan sesuatu yang tidak baik, bagaimana halnya dengan murid-muridnya? Ada istilah “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”, artinya apabila gurunya tidak baik maka muridnya pun akan jauh lebih tidak baik, padahal murid-murid itu disiapkan sebagai generasi penerus bangsa. Bagaimana jadinya peradaban dunia ini sendainya generasi penerusnya miskin ilmu, amal dan buruk akhlak. Na’udzubillahi mindzaalik…
Salah satu kejahatan seorang guru adalah memanipulasi atau memalsukan data atau SK karena menginginkan secepatnya diangkat menjadi PNS. Berbagai jalan ia tempuh supaya cepat tercapainya tujuan meskipun melabrak aturan, padahal ini adalah kejahatan yang luar biasa…Boleh jadi data itu lulus atau luput daripada para penyeleksi data, tapi tetap ada Yang Maha Menyaksikan yang mustahil luput dari semua gerak-gerik makhluk-Nya meskipun hanya sebersit lintasan dihati, Dia lah Tuhan seru sekalian alam, Allah SWT. Bagaimana kalau data haram itu lulus dalam seleksi makhluk, kemudian diangkat menjadi PNS, dan gaji yang tak jelas pun diterimanya, kemudian hasilnya termakan oleh isteri atau suami, anak-anak, saudara atau orang tua kita, inginkah kita menebar penyakit kepada saudara atau keluarga kita yang tidak tahu apa-apa karena ulah kita. Padahal hukuman bagi orang yang memakan sesuap pun dari barang haram, maka 40 hari ibadahnya tidak diterima Allah SWT., seringkali kita lupa akan hal ini, naudzubillaah.., padahal kehidupan di dunia hanya sesaat, sekedar mampir dan terus kita menjauhinya dan mendekati sesuatu yang pasti dan amat dekat yaitu kematian, karena ia bisa datang tiba-tiba, amat misteri waktu, tempat dan sebab kejadiannya, sedangkan kehidupan akhirat itu adalah yang abadi, dimana harta, jabatan bukanlah jaminan untuk menggapai jannah-Nya. Pernahkah kita merenung/bertafakkur kearah situ?!!!!!
Allah Maha penerima taubat, selama hayat masih dikandung badan pintu taubat masih terbuka, seandainya kita khilaf terlanjur memanipulasi/memalsukan data, berbuat kecurangan atau kebodohan diri, maka usahakan untuk meluruskannya tetapi seandainya amat susah meluruskannya maka perbanyaklah taubat, banyak bersedekah dan amal ibadah lainnya semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa kita dan menerima usaha/amal ibadah kita amin…Seorang bijak berkata, lebih baik kita disebut mantan penjahat daripada mantan orang baik. Semoga khusnul khotimah…amiin. Wallahu a’lam bishshowaab.
Mohon korek apabila ada yang salah!!!
Minal aidin walfaidzin. Mohon maaf lahir dan bathin…
Renungan Awal Syawal 1431 H, diatas loteng papan akasia. (16-09-2010)

baca selengkapnya......

Rabu, 23 Juni 2010

Mungkinkah?!!!

Ade Lia si Gadis Manis yang malang itu, baru duduk di kelas V SD, ia merasakan kesakitan yang sangat dibagian selangkangannya akibat dinodai tetangga sebelahnya Bandi seorang pemuda tanggung, anak orang kaya akibat pengaruh film video porno yang ia dapatkan dari download gratis lewat internet, sontak saja orangtua Ade Lia marah besar karena psikologi dan masa depan anaknya ternoda. Bandi diproses dan dihukum ringan karena ia keluarga berduit….”Kemanakah aku harus mengadu aku tak puas dengan aturan hukuman di negeri ini” Begitulah gerutu orangtuanya Ade…

Saat siang hari menjelang Dhuhur SMS dari temanku masuk, ia bilang “ Masya Allah”, aku balas “Apa maksudmu?”, ia jawab “Barusan aku lihat di alun-alun Kota M, tidak hanya anak-anak SMA tetapi anak-anak SMP juga banyak yang lagi pacaran, bahkan sampai berani cium-ciuman segala..meskipun dari kejauhan, tetapi aku dapat lihat aktivitas mereka dengan cukup jelas. Kejadian itu siang bolong sekitar jam 11 an, sungguh sudah hilang rasa malu mereka....Aku hanya bisa mengelus dada.. ya Rabb…. “

Alih-alih Si Bonet, adik ipar temanku ikut liburan di kampung kakaknya, tapi ternyata jarak 5 hari ia berani bermain mata dengan isteri dari kakak temanku, ketangkap basah sama bapak temanku, sampai akhirnya ia di usir pergi dan rumah tangga isteri dari kakak temanku terganggu, si isteri itu malu sendiri, dengan berat hati langsung tancap gas pulang ke orang tuanya yang lain kota, meninggalkan kedua anaknya yang masih sangat butuh kasih sayang darinya, saat itu suaminya belum tahu karena ia sedang berburuh di Jakarta. Kemudian suaminya pulang, dan masalahpun berkepanjangan….

Mba Mona, isteri sang pelaut, bermain mata dengan tukang ojek langganannya sampai berbuat hal yang tidak senonoh… Ia amat kesepian, sudah hampir setengah tahun suaminya tidak pulang. Ia merasa tidak bahagia meskipun uang kiriman mengalir jutaan rupiah setiap bulannya… Tingkahlakunya membuat masyarakat curiga dan suatu saat masyarakat melabrak rumahnya dan mereka ketangkap basah berduaan sedang berbuat mesum. Suaminya sang pelaut, seminggu kemudian pulang dan memintanya bercerai. Anak-anaknya enggan keluar rumah, jadi malu akibat ulah orangtuanya…

Amir si tukang ojek dibunuh penumpangnya saat mengojek, motornya raib, tetapi dari keterangan teman ojeknya, polisi mendapatkan informasi ciri-ciri si pelaku, dan 5 jam kemudian polisi berhasil meringkus si pelaku…Sipelaku terbukti bersalah dan dihukum cuma 6 tahun, sontak saja keluarga si korban marah karena tak puas, keluarganya menginginkan hutang mati bayar mati…..
Aki Bakir dituntut hukuman 3 bulan gara-gara ulahnya diwaktu sore memetik 3 tongkol jagung dari kebun tetanggannya, karena tak tahan melihat cucu kesayangannya kelaparan dari pagi belum makan. sesuap pun…
Ario si kontraktor rakus hanya di hukum satu tahun, padahal terbukti bersalah korupsi 450 juta uang bantuan untuk proyek jalan desa yang belum juga rampung….

Aku bertanya pada diri sendiri, seandainya ada yang mencuri lalu di hukum dengan dipotong tangannya, kapokkah ia? Maukah ia kembali mengulangi perbuatannya? Puaskah orang yang di curi dengan hukuman kepada si pencuri seperti itu? Seandainya hukumannya seperti itu, perlukah pemerintah mengeluarkan uang banyak untuk membangun gedung-gedung penjara? Memberi makan dan menjaga siang malam si terpenjara? Menggaji para penjaga penjara? Repotkah pemerintah dengan aturan hukum seperti itu? Aku mendambakan aturan-aturan hukum yang benar-benar adil, praktis, efektif alias murah biaya pelaksanaannya tetapi benar-benar memberi efek jera.
Saya yakin manusia yang masih memiliki hati nurani pasti mendambakan aturan-aturan hukum yang benar-benar adil dari sumber yang mutlak kebenarannya. Mungkinkah terwujud di negeri kita ini?!!!.....
baca selengkapnya......

Senin, 03 Mei 2010

Di Atas Loteng Papan Akasia, Ku Coba Mendalami Sebuah Perenungan.......

My diary: Kamis, 8 April 2010
Aku hanyalah sesuatu yang berasal dari setetes air hina, kemana-mana perutku membawa kotoran yang menjijikan, maka tak pantaslah jika diri ini merasa lebih segalanya dari orang lain, kalaupun itu kelihatannya ada kelebihan, sebenarnya bukanlah kelebihan yang ada, melainkan karena Allah menutupi aib-aibku dan seandainya hidupku yang hanya sekali ini aku sia-siakan tanpa membuat hati semakin dekat, tunduk, patuh kepada-Nya maka apa yang aku usahakan itu jauh lebih hina dari apa yang keluar dari isi perutku. Naudzubillaahi mindzaalik..
Aku hanyalah manusia biasa, aku juga butuh cinta dan kasih sayang… Wajar aku memiliki rasa cinta kepada lawan jenis, anak-anak, harta, jabatan, kendaraan dan sejenisnya tapi tak wajar apabila kadar cintaku kepada hal-hal tersebut melebihi kadar cintaku kepada Sang Pemilik dan Pemberi Cinta, Dialah Allah SWT. Tuhan seluruh alam semesta……Tuhan yang bergantung seluruh makhluk kepada-Nya…Tugas ku di dunia ini adalah untuk beribadah kepada-Nya, jadi semua jalan-jalan kesenangan dunia ini tak akan memiliki arti apa-apa sendainya tidak dikaitkan dengan unsur ibadah kepada-Nya.

Demi masa
Sesungguhnya manusia itu benar-benar ada dalam kerugian
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi keshabaran. (Q.S. Al-Ashr: 1-3)
Wallahu a’lam bishshowab…

***
baca selengkapnya......

Selasa, 09 Maret 2010

PESAN TERAKHIR

Penulis: Kang Eno
Sepuluh bulan sudah usia pernikahan kami, hari-hari yang kami lalui terasa sangat indah, penuh kasih sayang, kemesraan, kelembutan dan kedamaian, serta waktu yang kami lalui pun terasa begitu cepat dan singkat. Aku adalah seorang isteri dari suami yang bekerja di sebuah lembaga kemanusiaan yang mendapat legalitas pemerintah. Awal Januari 2009 yang lalu, suamiku mendapat tawaran dari lembaga tempatnya bekerja, yaitu sebagai relawan kemanusiaan untuk penyelamatan korban perang yang sedang berkecamuk di Palestina. Kami berdua bermusyawarah untuk menentukan keputusan yang tepat apakah harus menerima atau menolak tawaran itu, karena tawaran itu terbatas untuk beberapa orang saja dan bisa dilimpahkan juga kepada orang lain yang lebih siap. Awalnya aku sempat ragu untuk menerima tawaran untuk suamiku itu, karena aku teringat akan usia pernikahan kami yang baru seumur jagung dan anak pertama yang aku kandungpun belum lahir, kadang aku berpikir, bagaimana nanti nasib suamiku atau nasib anakku kelak dan bagaimana kalau ia terlahir dalam keadaan yatim, siapa yang menafkahi aku dan anakku, semuanya pikiran dhoif itu aku simpan agar tidak mengecewakan suamiku, tapi setelah mendapat penjelasan dari suamiku tercinta, akhirnya aku tersadarkan bahwa masalah mati, rizki dan segalanya sudah ada yang Maha Mengatur. Akhirnya kami pun sepakat menerima tawaran itu dan ini merupakan pengalaman pertama bagi suamiku juga dalam kegiatan kemanusiaan ke luar negeri. Selang tiga hari kemudian suamiku berangkat bersama rombongan yang terdiri dari 10 orang dengan berbagai macam keahlian dalam bidang medis. Aku pun mantap dan rela untuk melepas kepergiannya. Masih teringat bagaimana saat-saat perpisahan, beliau mengecup keningku dan mengucapkan salam untukkku, aku pun menjawab salamnya dengan penuh ketulusan dan rasa hormat. “Selamat jalan suamiku semoga Allah selalu melindungi dan merahmatimu”, lirih doaku saat tatapan terakhirku melepas kepergiannya bersama rombongan relawan.
Seminggu sudah suamiku bertugas, hampir tiap hari suamiku menelpon, menanyakan kabarku dan anak dalam kandunganku, beliau selalu berpesan selalu sabar dan tawakkal pada-Nya. Akupun juga suka mengirim SMS untuknya, salah satu SMSku yang sengaja aku simpan sampai sekarang, isinya “Abi, suamiku tercinta, tolong kasih tahu aku jikalau Abi mempunyai utang atau janji sama orang lain yang belum Abi penuhi, barangkali aku bisa memenuhinya!”, tidak lama kemudian beliau membalasnya dengan menelpon “Isteriku tercinta, Abi sangat bangga punya isteri sepertimu, engkau selalu mengingatkanku, meskipun Abi jauh darimu...Afwan isteriku, mobil suah siap berangkat meninggalkan Rafah(perbatasan Mesir-Palestina), teman-teman memanggilku, Abi ingat-ingat dulu, insya Allah Abi kasih tahu, barangkali Abi punya sangkut paut sama orang lain yang belum Abi penuhi, tetap shabar&tawakkal isteriku, jangan lupa jaga anak kita! Assalamu ‘alaikum....”. Sejak terakhir kali suamiku menelpon, beberapa hari kemudian aku tak menerima telepon darinya lagi, HP nya juga sudah tidak aktif lagi, sempat aku berpikir yang bukan-bukan, tapi aku berusaha untuk selalu tenang dan sabar, setiap terlintas pikiran seperti itu, lantas aku ambil air whudu dan aku laksanakan shalat dua rakaat, akhirnya jiwaku benar-benar tenang kembali.
Aku perhatikan kalender yang menempel diatas meja kamarku, setiap tanggal yang terlewati tugas suamiku aku coret, aku hitung dengan seksama ternyata sudah 14 coretan tanggal dikalender, artinya tugas suamiku hampir selesai, karena beliau pernah memberitahu aku, insya Allah paling lama tugasnya berakhir selama 15 hari. Setengah bulan sudah suamiku belum pulang, kabar dari telepon pun sudah lama tidak ada, aku pun jadi penasaran, untuk mengobati rasa penasaranku aku ambil HP dan aku telepon ke lembaga tempatnya bekerja, katanya rombongan relawan kemanusian dari Palestina baru saja pulang, dan aku tanyakan apakah suamiku juga sudah pulang dengan selamat, tetapi jawabannya masih meragukan, penuh tanda tanya “Maaf Bu, kami belum bisa memberikan informasi yang pasti, karena rombongan baru saja tiba di bandara, Ibu tungggu saja dirumah, insya Alloh nanti kami beritahu Ibu”, begitulah jawaban dari pihak lembaga. Aku masih menyimpan sejuta penasaran, dari getaran suaranya, sepertinya ada yang disembunyikan dibalik suara penelepon tadi, tetapi aku selalu berusaha untuk shabar. Sorenya sekitar jam 5, ada dua orang datang ke rumahku, kelihatannya suami isteri dan aku tahu salah seorang tamu itu adalah sahabat suamiku yang ikut bersama rombongan ke Palestina. Aku pun menerimanya dengan hormat. Seorang ikhwan sahabat suamiku kemudian berkata “Ukhti Fatimah.. Semoga Allah selalu melimpahkan kesabaran dan tawakkal kepada Ukhti, maksud kedatangan kami kesini adalah memberikan informasi bahwa suami Ukhti, Abdullah telah berpulang ke rahmatullah, beginilah ceritanya...Saat rombongan kami sudah seminggu melakukan kegiatan di Raffah, tiba-tiba kami diminta bantuan oleh lembaga kemanusiaan PBB untuk segera mengirim bantuan ke tempat pengungsian warga karena banyak korban yang memerlukan bantuan. Jarak tempat pengungsian itu lebih dari 20 KM dari perbatasan Rafah masuk ke wilayah Palestina, akhirnya rombongan kami pun terbagi menjadi dua bagian, 5 orang tetap berada di perbatasan Rafah termasuk ana, sedangkan yang 5 orang lagi termasuk Abdullah berangkat menuju pengungsia warga, tapi sebelum Abdullah berangkat, sempat ia menitipkan surat padaku untuk disampaikan ke Ukhti, ia bilang: “Seandainya Allah menjemputku saat menjalankan tugas ini dan antum selamat, tolong antum sampaikan suratku ini untuk isteriku tercinta, tetapi seandainya aku selamat, maka aku akan ambil lagi surat itu, sejak itulah kamipun berpisah dan dua hari kemudian komunikasi kami pun terputus, setelah keadaan sudah cukup aman kami terus berusaha mencari informasi tentang kabar rombongan yang 5 tadi, dan kami pun berhasil menemukannya, tetapi Allah berkehendak lain, diantara 5 orang relawan itu, dua orang telah syahid, termasuk salah satunya Abdullah suamimu, setelah jet tempur Israel yang memuntahkan clutser menggempur tempat pengungsian warga, padahal daerah itu adalah daerah perlindungan PBB. Kami pun sempat mengalami kesulitan saat mengidentifikasi jenazah, karena saking banyaknya mayat-mayat yang tak dikenali, untungnya kami dapat mengenali suami ukhti dari jam tangan yang dipakainya, afwan ukhti pihak kami tidak bisa membawa jenazah suami ukhti kesini, setelah kami bermusyawarah bersama rekan-rekan serombongan dan mengingat keadaan jenazah dan situasi yang sangat darurat akhirnya kami menguburkan jenazah Abdullah dan seorang lainnya di kuburan massal di Gaza bersama jenazah para pejuang Palestina yang syahid, jadi itulah maksud kedatangan kami kesini yaitu untuk memberikan informasi dan menyampaikan amanat surat dari suamimu dan kami pun ikut berbela sungkawa atas musibah yang menimpa suami ukhti, tapi kami yakin Abdullah termasuk salah satu dari ribuan pejuang-pejuang yang syahid, kami berharap ukhti tetap sabar dan tawakkal, karena yakin Allah bersama orang-orang yang sabar dan kita pun semua dari Allah dan akan kembali pada-Nya, innalillaahi wa inna ilaihi roojiun...”, Setelah semua informasi tentang suamiku sudah jelas, lalu kedua tamu itu permisi sambil memberikan padaku sepucuk surat titipan suamiku dan sebuah bingkisan sebagai tanda belasungkawa dari pihak lembaga atas kepergian suamiku, sebagai rasa hormat, aku pun menerima bingkisan itu dan aku ucapkan terima kasih atas amanat, informasi dan segala bantuannya. Tak terasa waktu hampir mendekati maghrib, surat itu aku simpan baik-baik, aku belum berani membuka surat itu, hatiku belum tenang. Aku coba berusaha menenangkan hatiku, baru ba’da shalat isya surat itu bisa aku baca, tak satu kalimat pun terlewati, semuanya aku baca dengan seksama. Tak terasa air mataku mengalir deras dari kedua sudut mataku membasahi kedua belah pipiku.
Dibawah ini surat dari suamiku tercinta:

Palestina, 17 Januari 2009
Untuk isteriku tercinta:

Fatimah
Di Indonesia

Assalamu ‘alaikum wr.wb
Ukhti Fatimah isteriku tercinta yang dirahmati Allah...
Semenjak perpisahan kita beberapa hari yang lalu, Abi melihat rautmukamu begitu cerah, tegar, penuh keikhlasan, tandanya ukhti penuh kerelaan melepas kepergian Abi dan Abi pun semakin semangat untuk segera melaksanakan tugas mulia ini. Apalagi beberapa hari kebelakang kita sama-sama melihat dilayar TV bagaimana kekejaman bajingan-bajingan israel laknatullah membantai saudara-saudara kita di Palestina, tidak mengenal apakah itu pejuang atau rakyat sipil, orangtua ataupun anak-anak, hampir semuanya mereka bantai selama masih bisa diakalin dengan alasan-alasan yang sebenarnya tidak masuk diakal, apalagi informasi terakhir yang sangat mengiris hati kita, yaitu seorang bocah tak berdosa mereka berondong dengan senapan otomatis kemudian mayatnya dibiarkan dimakan anjing-anjing pelacaknya. Laknatullah ‘alaihim..
Isteriku tercinta...
Seandainya surat ini telah sampai ketanganmu, bisa dipastikan Abi sudah menghadap Rabb. Pesan Abi, bersabar dan tawakallah isteriku, jaga dirimu dan anak kita, seandainya ia terlahir dengan selamat dan diberi umur yang panjang oleh-Nya, bimbing dan didiklah ia sampai menjadi jundi yang dicintai Allah dan rasul-Nya.
Isteriku yang shalihah...
Setelah Abi ingat-ingat, rasanya Abi nggak punya sangkutan utang atau janji sama rekan kerja Abi atau pun orang lain, tetapi seandainya Abi khilap dan ada orang yang datang kepadamu menuntut hak-haknya karena Abi, tolong sampaikan permohonan maaf Abi dan penuhilah hak-haknya dari harta Abi yang tersisa.
Isteriku bidadariku...

Selama Abi menjadi kepala rumah tangga untukmu, hampir bisa dipastikan banyak kehilapan-kehilapan Abi yang disengaja ataupun tidak disengaja atau masih banyak hak-hak isteriku tercinta yang belum bisa Abi penuhi, oleh karenanya Abi mohon maaf kepada isteriku tercinta dan tak lupa doakan Abi, semoga Allah SWT mengampuni semua kesalahan Abi dan menempatkan Abi ditempat yang mulia di sisi-Nya. Semoga kita bisa berjumpa kembali di jannah yang kekal dalam naungan keridhoan-Nya. Amiiin..

Wassalamu ‘alaikum wr.wb

Suamimu tercinta



Abdullah Azzam

Catatan: tulisan ini adalah fiktif, supaya lebih menarik, waktu dan tempatnya sengaja saya buat mirip dengan keadaan yang sebenarnya. Semoga bermanfaat. Amiin...
baca selengkapnya......

Senin, 08 Maret 2010

Meskipun Hanya Setangkai Rumput Pusara

Penulis: Kg. Eno
Saat pulang mengajar di SD, aku melewati jalan setapak di sebuah hutan bambu yang tak jauh dari sekolahku, perjalanan kaki sekolah - rumah itu memakan waktu 35 menitan atau jarak tempuh sekitar 1 Km-an. Jalan setapak hutan itu aku tempuh dengan mantap walaupun kadang berpapasan dengan ular, kalajengking dsb. tetapi perjalanan itu sungguh menyenangkan karena disaat-saat yang tepat aku juga bisa berpapasan dengan burung-burung hutan nan indah atau hanya sekedar mendengar suaranya yang merdu dari kejauhan di balik rimbunnya semak-semak hutan. Keluar dari jalan hutan, terbukalah pemandangan nan indah, pesawahan yang cukup luas di tambah pemandangan para petani desa yang sedang mencangkul sawah, memanen padi, palawija, atau kadang melihat anak-anak kampung sedang asyiknya mengurek belut (makanan favourit orang kampung berkadar protein tinggi), sungguh semuanya menyenangkan. Sebelum sampai ke rumah aku teringat akan pusara ibuku, sehingga aku berbelok di simpang jalan dan mampir dulu ke makam ibuku yang tak jauh dari simpang jalan setapak itu, namanya TPU Telar Panjang, aku bersihkan makam itu dari rumput-rumput dan dedaunan yang berserakan, selesai bersih-bersih aku panjatkan doa dan kemudian lekas pulang karena mungkin waktu itu waktu dzuhur sudah menghampiri juga. Sesampaimya di rumah, aku merenungi kegiatan sederhanaku saat-saat mencabut rumput di makan tadi, waktu itu rumput kecil-kecil aku cabut dengan dua cara, pertama, aku cabut dengan hentakan yang cukup kuat dan hasilnya rumput itu patah dibagian batang sedang akarnya tidak tercerabut sama sekali, kemudian aku coba cara kedua, yaitu dengan mencabut rumput secara pelan-pelan tapi pasti dan hasilnya sungguh memuaskan, rumput itu tercerabut sampai ke akar-akarnya tanpa mengeluarkan tenaga yang cukup besar. Dari kejadian sederhana itu aku bisa mengambil hikmahnya bahwa dalam menghadapi permasalahan-permasalan hidup ini, janganlah kita terlalu over action karena keyakinan akan mudahnya pemecahan masalah, tetapi haruslah kita cerdas dalam memahami objek masalah itu sendiri meskipun kelihatannya cukup sederhana. Maksudnya, seandainya masalah itu sederhana, cukuplah selesaikan dengan cara yang sederhana saja jangan mengeluarkan kekuatan penuh karena mengira akan entengnya menyelesaikan masalah, padahal justeru mengeluarkan banyak energi dan hasilnya tidak optimal, tetapi yang benar selesaikanlah masalah dengan cerdas, efektif dan efisien, proporsional, sesuaikan dengan situasi kondisi yang ada….
(hanyalah sebuah renungan, aku juga masih belajar…dibalik bilik. IGNA Net, Maja Selatan, 9 Maret 2010)
baca selengkapnya......