Senin, 31 Agustus 2009

Sebuah Prinsip

Penulis : Kang Eno
Ciri bahwa Allah ridha kepada seorang hamba adalah Allah memberikan rasa sakinah (ketenangan) dalam jiwa seorang hamba, hatinya merasa tegar, ajeg, mantap dengan apa pun kejadian yang Allah berikan, meskipun kejadian itu kelihatannya tidak wajar atau hina dalam pandangan makhluk.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. 2 : 216).
Seorang sahabat pernah curhat kepada saya, sebut saja namanya Azmi (nama samaran). Tahun kemarin, Azmi mengikuti UN SMA 2008. Saat pelaksanaan UN, teman-teman, guru, dan keluarganya menyarankan untuk mengikuti aturan-aturan tidak lazim yang ditetapkan pihak sekolah, yaitu harus kerja sama dengan sesama siswa saat pengisian lembar jawaban soal-soal UN, tentunya dibantu dengan guru-guru, tetapi Azmi tidak mau mengikuti aturan itu karena Azmi berkeyakinan bahwa hal itu tidak benar, bahkan berdosa.
Singkat kata, tibalah waktunya pengumuman kelulusan UN, dan ternyata Azmi benar-benar tidak lulus, sementara teman-temannya pada lulus. Guru dan teman-temannya datang ke rumahnya untuk memberikan motivasi supaya tidak putus asa dengan ketidaklulusannya.
Ketika menemui dan bincang-bincang dengan Azmi, teman-temannya sangat kaget dan terharu, ternyata Azmi sangat tegar, tidak mengeluh, bahkan ia berkata kepada teman-temannya, ”Prinsipku, apa pun yang terjadi, yang penting Allah ridha dengan jalanku, meskipun harus menelan kenyataan pahit."
Setelah mendengar kata-kata dan prinsip Azmi, teman-temannya yang awalnya ingin memotivasi Azmi supaya tegar, tidak bersedih, justeru sebaliknya, teman-temannyalah yang menjadi terharu, menangis, merasa lemah dengan dirinya sendiri, dan mengacungkan jempol merasa salut dengan prinsip dan kebenaran keyakinan yang dipegang Azmi.
Menurut informasi yang saya dapatkan, sekarang saudara kita ini sedang mengabdikan diri di rumah autis, rumah teraphis bagi anak-anak special need(autis) yang berada di wilayah Jakarta. Semoga Allah SWT memberikan keistiqomahan iman, islam padanya. Amiin..
Hikmah yang bisa diambil, selama jalan yang kita tempuh berada di jalur yang benar dan ada dalam ridhaNya, maka janganlah merasa takut dengan apa pun kenyataan (hasil) yang terjadi, karena Allah pasti akan melindungi dan memulyakan kita.
Wallahu a’lam bishshawab.


Supaya lebih berwarna, goresan ikut nebeng juga nich:

Tak Terbalaskan
Seandainya jalanku ini merangkak
Seandainya aku bisa menyulap semeru menjadi permata
Seandainya aku mengerahkan semua yang aku punya

Untuk membalas semua budi baikmu
Untuk membalas semua jasamu
Sungguh tak kan bisa terbalaskan
Takkan pernah bisa

Sementara ridhaNya ada pada ridhamu
MurkaNya ada pada murkamu
Maafin aku, ya Ummi wa Abi
Hanya do'a yang bisa kupanjatkan
Semoga Allah mengampuni dan merahmatimu

Aamiin...
baca selengkapnya......

Kecelakaan itu, Menguatkannya

Penulis : Agus Triningsih (kotasantri.com)
Suatu malam di tahun 2001, sekitar pukul 23.00 WIB, ia pulang dari tempat kerjanya, seperti biasa. Ia memang bekerja malam, karena paginya ia juga menjadi mahasiswa di salah satu universitas swasta di Pontianak. Malam itu, ia mengendarai motornya dengan kecepatan normal, 50-70 km/jam. Jalanan malam memang sepi. Wajar, jika beberapa pengemudi kendaraan seringkali menaikkan kecepatan kendaraan mereka. Hanya ada beberapa kendaraan yang ditemuinya. Hingga kemudian secara mendadak sebuah mobil sejenis JEEP yang datang dari arah berlawanan menabraknya. Tak sama sekali bisa mengelak.Motornya nyangkut di bawah bemper mobil depan. Malangnya, sopir mobil tersebut tak sama sekali menghentikan kemudinya. Ternyata sopir tersebut tak menyadarinya dan baru tersadar ketika beberapa orang yang mengetahui kejadian tersebut (mereka tahu karena terdengar suara gesekan yang sangat keras, antara besi-besi motor dan aspal jalan) mengejar mobilnya dan meneriakinya agar berhenti.Miris banget!! Mobil itu baru benar-benar berhenti sekitar 600 meter dari tempat kejadian awal. Bayangkan?! Ia dan motornya terseret sejauh 600 meter! Situasi pun menjadi ramai, karena tempat kejadian memang dekat dengan pemukiman masyarakat. Masyarakat pun memberikan beberapa pukulan terhadap sopir tersebut, tapi selidik punya selidik, ternyata sopir tersebut dalam kondisi mabuk. Syukurnya, masyarakat masih mempunyai ”maaf” untuk sang sopir. Proses ”penghakiman masa” itu lalu dilanjutkan ke kantor polisi. Tapi masyarakat yang masih terbakar amarah lalu beramai-ramai membakar mobil tersebut. Hangus dan tamatlah riwayat kendaraan beroda empat yang tak tau diri itu. Lalu bagaimana dengan kondisinya? Dengan kondisi kecelakaan yang sedemikian hebat, masyarakat bahkan mengira ia telah meninggal, jika tidak mungkin ia akan meninggal di RS. Tetapi Allah membuktikan kekuasaanNYA. Ia selamat, darah hanya ke luar dari luka terparahnya, di bagian tungkak kaki yang tertimpa motor dan bergesekan dengan aspal sejauh 600 meter. Bagian lainnya tak sama sekali mengalami luka luar. Kepalanya aman karna terlindungi oleh helm gandanya. Sementara punggungnya yang bergesekan dengan aspal hanya mengalami luka gores karena juga terlindungi oleh jaketnya yang tebal. Ia lalu dibawa ke rumah sakit dalam kondisi yang tak sadar dan baru sadar 3 hari kemudian. Tapi ia tak sama sekali dapat menggerakkan anggota tubuhnya kecuali mata, lidah, dan kedua bibirnya. Meski hanya sebelah kakinya yang patah, operasi pun dilakukan, untuk memasang pen di kakinya. Ia diizinkan pulang dari RS sekitar 2 pekan kemudian. Ia lalu menjalani rawat jalan di rumahnya. Tapi sebulan kemudian, selama sepekan ia harus dirawat kembali di RS, karena luka kakinya mengalami pendarahan hebat. Setelahnya ia kembali dirawat di rumah, dengan kondisi lumpuh total selama 2 tahun. Ia kehilangan kesempatan untuk melanjutkan kuliahnya, kehilangan pekerjaannya, bahkan ia kehilangan ’dunia mudanya'. Sekian lama ia merasa sepi, hanya ada ibunya yang setiap saat selalu menemaninya, demikian juga dengan keluarga kandungnya yang lain. Awalnya teman-temannya masih sering mengunjunginya, tapi lambat laun mereka justru tak pernah datang kembali, sibuk dengan aktifitas mereka masing-masing.Awalnya ia merasa sulit menerima semuanya dan selalu merasa sendiri dalam ketidakberdayaannya. Perasaan kecewa, sedih, dan menyesali keadaan menemani hari-harinya selama beberapa bulan. Tapi kemudian ia justru merasakan kasih sayangNya. Ia merasakan sentuhan-sentuhanNya dalam kehidupannya. Ia merasa bahwa Allah semakin dekat di hatinya. Lalu ia pun semakin tunduk terhadap ketentuanNya. Hari-harinya kemudian penuh dengan ketawadhuan dan kekhusyuan ibadah kepadaNya. Ia semakin sering menghabiskan waktunya dengan bacaan-bacaan Islami. Sesuatu yang sebelumnya sangat jarang ia lakukan. Kian hari motivasinya untuk sehat semakin kuat. Ia semakin optimis untuk kembali bisa menggerakkan semua anggota tubuhnya seperti sedia kala.Setiap hari setiap waktu, ia berusaha menggerakkan kaki dan tangannya. Mengikhtiarkan dengan sepenuh hati dan sepenuh harapan terhadapNya. Meski awalnya tampak mustahil, tak ada respon sama sekali dari tubuhnya. Semua begitu sulit untuk digerakkan. Tapi 2 tahun setelah itu, sedikit demi sedikit jari-jari tangan dan kakinya mulai bisa digerakkan. Ia bersyukur dan semakin yakin bahwa suatu saat ia juga akan mampu menggerakkan semuanya. Hari ke hari ia terus mencoba dan mencoba. Hingga sekitar 5 tahun setelah peristiwa itu, Allah mengizinkannya kembali berjalan menapaki bumi. Meski masih dengan menggunakan kruk dan tak sesempurna dulu. Tapi itu sebuah prestasi yang luar biasa! Sebuah prestasi atas kesabarannya. Sebuah prestasi atas harapannya yang tak pernah pupus. Sebuah prestasi atas ”nrimonya" terhadap ketentuannya. "Abang menyesali semua keadaan tersebut?", "Tidak sama sekali, justru abang mensyukuri semuanya, ada banyak hikmah yang Allah bentangkan. "Abang gak membenci sopir itu?","Tidak sama sekali, sejak lama abang sudah memaafkannya. Semua sudah ditentukanNya. Jadi tidak seharusnya ada yang disalahkan."Ia adalah sahabat saya. Tempat saya berkaca diri. Lelaki yang begitu kuat dan tegar. Lelaki shaleh. Lelaki yang kesabarannya tak berbatas. Saya mengenalnya dari sebuah radio dakwah.Kami sama-sama menyukai salah satu program radio tersebut, Pena Muda. Sebuah program yang membuat pendengarnya aktif menulis, terutama puisi Islam. Dan ia adalah salah satu pendengar yang aktif membacakan puisi-puisinya. Sebelum mengetahui kisah hidupnya, seringkali puisinya membuat saya menangis, karena memiliki makna yang begitu dalam. Alhamdulillah kemudian Allah mempertemukan saya dengannya. Saya dan beberapa teman mengunjunginya (karena fisiknya, hingga kini ia masih belum beraktifitas di luar rumah), lalu ia menuturkan kisahnya dengan begitu tegar.Sejak saat itu, setiap kali mengingatnya, saya merasa tertampar. Sebab oleh nikmat sehat yang sering terlewatkan begitu saja. Sebab oleh jarang mensyukuri pemberian dariNya. Sebab oleh ibadah saya yang jauh dari sempurna meski tak ada kondisi fisik yang membatasinya. Sejak saat itu, saya kembali meyakini bahwa segala sesuatu yang kita miliki hanyalah sekedar titipanNya, dan setiap kita harus siap jika kemudian titipan itu kembali diambilNya.
Semoga Allah senantiasa menguatkan akar keimanan kita. Agar kita mampu menghadapi segala sesuatu yang tak sama sekali kita inginkan. Amin.

Aku berjalan mengitari cakrawala
Bawa seratus luka, kantongi sejuta bintang
Ku daki jurang terjal di antara seribu bunga bertabur duka
Saksikan segudang peristiwa, membasuh pedih dengan selaksa airmata

Tuhan, dengan angin, hembuskanlah nafas kekuatan
Agar bisa kupecahkan karang belenggu pada ranting-ranting yang rapuh
Kabarkanlah do'a, yang dengannya ku buka 7 pintu langitMu
Dan akan ku masuki bingkai ruang bertabur cinta
Dengan aroma keharuman malaikat subuh
Merajut bahagia berbenang do'a dalam rangkaian hari-hari dengan satu harapan
Bunga yang ku tanam di kening pagi, ku harap mekar di dada siang
Dan akan ku petik hingga waktunya di kaki senja nanti

(Oleh Dia, 22 Februari 2009)
Memory, 14 Ramadhan 1429 H
baca selengkapnya......

Yang Masih Selalu Ada

Penulis : Agus Triningsih (kotasantri.com)
Namanya mas Pras. Dia teman sekantor saya. Sudah setengah tahun dia mutasi ke kantor saya, tapi saya baru merasa dekat dengannya 3 bulan terakhir ini. Itu pun karena urusan pekerjaan mengharuskan komunikasi di antara kami. Komunikasi kami seringkali hanya melalui vasilitas YM (Yahoo Messenger) yang tersedia di meja kerja kami masing-masing. Orangnya terlalu pendiam. Dan saya, paling sulit dan enggan memulai komunikasi dengan orang-orang baru di sekitar saya.

Beberapa waktu terakhir, kami mulai saling berbagi untuk beberapa hal. Hal-hal ringan di luar pekerjaan tentunya. Kadang saya atau pun mas Pras memulainya dengan gurau-gurauan ringan di sekitar kami. Belakangan saya baru tahu, ternyata mas Pras cukup humoris dan terbuka. Saya merasa mas Pras sangat ’care’ dengan saya dan dengan orang-orang di sekitar kami.

Akhirnya, kini saya mengganggap mas Pras sebagai abang bagi saya, bagian dari keluarga saya, orang yang saya hormati, dan juga saya segani. Begitu juga sebaliknya, mas Pras memposisikan saya seperti itu. Tempo hari, saya pernah berbagi tentang rencana pernikahan saya, mas Pras juga berbagi tentang rencana yang sama. Lalu sayalah yang akhirnya lebih dulu menikah dengan laki-laki yang kini sangat saya cintai dan saya kagumi. Dan mas Pras sendiri baru akan menikah di akhir tahun ini. Bukan karena ’materi’ yang menghalanginya, tapi karena faktor ’kesiapan’ dari calon istrinya.

Kira-kira 2 minggu setelah pernikahan saya, ada masalah yang cukup mengganjal di hati saya. Saya dan suami diminta untuk segera pindah dari rumah yang kini saya tempati. Itu artinya saya harus dengan segera mencari rumah baru, seminimalnya rumah kontrakan yang bisa kami tempati berdua. Tetapi setelah lama mencari, kami mendapatkan rumah tinggal yang cukup luas untuk kami berdua dan anak-anak kami nantinya, sebuah rumah dengan dua buah kamar yang terletak di pinggiran kota. Dari hasil negoisasi dengan si empunya rumah, kami bisa memilikinya dengan harga 80 juta. Kami sepakat untuk membeli rumah tersebut, dan baru akan melakukan transaksinya sepekan kemudian. Sejujurnya kami tak memiliki tabungan sebanyak itu, maka sudah pasti kami harus mencari pinjaman, meski belum tergambar dengan jelas ke mana kami harus mencari pinjaman sebesar itu. Meminjam ke bank? Terlalu rumit urusannya.

Beberapa hari setelah itu, saya YM-an dengan mas Pras, ingin berbagi kembali. Ya, hanya ingin sekedar berbagi, hanya ingin sekedar mengurangi beban hati. Lalu dengan sedikit sungkan dan segan, saya pun membaginya. Dan tahukah? Betapa tak pernah saya bayangkan sebelumnya, dengan mudahnya dan tanpa ba...bi..bu.. lagi, mas Pras menawarkan pinjaman 80 juta tersebut. Seketika itu saya menangis. Bayangkan saja, mas Pras dengan rela meminjamkannya tanpa kesepakatan apa pun. Dengan bijaksananya ia katakan, "Gunakan saja dulu, dan silahkan kembalikan jika sudah ada rizkinya." Ketika saya katakan bahwa mungkin saya dan suami hanya bisa membayarnya dengan cicilan dan mungkin baru akan lunas 8-10 tahun ke depan. Dengan sangat baiknya Mas Pras katakan, "Gak apa-apa. Jangan terlalu dipikirkan. Mohon do'akan saja agar mas segera bisa menyusulmu ya. Do'akan agar semua rencana Mas terlaksana dengan lancar."

Keesokan harinya mas Pras langsung mentransferkan uangnya ke rekening saya. Maka, hilanglah sebuah beban itu. Sungguh mas Pras adalah pahlawan bagi kami. Saya takjub dengan kebaikannya. Bayangkan saja, dia sangat sederhana, belum menikah, belum memiliki rumah pribadi, belum memiliki kendaraan pribadi, dan usianya belum genap 25 tahun. Dan uang itu belum tentu kembali dalam 8 tahun ke depan. Bagi orang-orang seusianya, tentu akan banyak pertimbangan, paling tidak uang itu akan mereka gunakan untuk biaya pernikahan, ataupun untuk rencana-rencana lain di masa depan. Jika pun mereka meminjamkan, mungkin gak lebih dari 50%-nya atau bahkan kebanyakan dari mereka akan menolak, "Maaf, saya gak bisa bantu karena saya juga sedang membutuhkannya."

Mungkin ada yang mengira kalau kebaikan-kebaikannya itu hanya karena kedekatan saya dengannya?

Ceritanya gak hanya sampai di situ. Sekitar satu bulan setelah pinjaman itu, teman suami saya akan melahirkan. Tetapi karena ada kelainan pada kandungannya, maka dokter memutuskan bahwa istrinya harus dioperasi. Gak ada arternatif lain. Untuk semua proses itu, seminimalnya harus mengeluarkan biaya 5 juta rupiah, belum termasuk biaya rumah sakit, obat, dan lain-lain. Saat itu, teman suami saya tidak mempunyai dana yang cukup untuk semua biaya tersebut, bahkan sangat jauh dari cukup. Sedangkan tanpa uang sejumlah itu, istrinya tidak akan bisa segera dioperasi, dan itu artinya istrinya harus menunggu hingga suaminya memiliki uang yang cukup. Lalu suami saya dan teman-teman lainnya berinisiatif mengumpulkan uang sukarela untuk membantunya. Karena waktu itu akhir bulan, maka uang yang terkumpul hanya 1 juta lebih sedikit. Tentu saja belum mencukupi.

Dan kembali. Saya kembali membagi cerita itu ke mas Pras, masih melalui YM kami. Apa tanggapan mas Pras? "Wah, maaf banget ya. Mas bisa bantu, tapi gak bisa bantu banyak. Mas cuma bisa bantu 3 juta. Ke rekening mana harus ditransfer? Mas akan transfer segera. Semoga ibu dan bayinya sehat dan selamat."

Subhanallah. Untuk kedua kalinya saya takjub dengan kebaikannya. 3 juta itu mas Pras berikan sebagai infaq, bukan pinjaman. Padahal mas Pras sama sekali gak mengenal teman suami saya. Dan lantaran 3 juta tersebut, istri teman suami saya itu bisa segera dioperasi dan alhamdulillah keduanya sehat dan selamat.

Saya yakin, masih banyak kedermawanan mas Pras lainnya yang tidak saya ketahui. Dan dua cerita tadi hanyalah sebagian kecil kisah-kisah ’hero’ lainnya dari seorang Prasetyo Pambudi, ST.

Pada kesempatan yang lain, saya coba menanyakan padanya, apa motivasi atas kedermawanannya itu? Lalu dengan kesahajaannya, mas Pras katakan, "Ya, uang itu kan titipan dariNYa toh? Berat juga kalau dititipi banyak-banyak. Daripada begitu, mending dibagi aja kan? Karena pasti ada hak orang lain pada rizki yang mas dapatkan dariNya."

Mas Pras bukan terlahir dari keluarga kaya. Bukan juga dari keluarga miskin. Ikhtiar dan didikan orangtuanya menjadikan ma Pras ’hebat’ seperti sekarang. Saya gak tahu pasti berapa gaji bulanannya, tapi mungkin tidak kurang dari 4 juta perbulan, belum ditambah bonus-bonus lainnya. Saya pikir, ada banyak orang yang mempunyai penghasilan bulanan yang lebih besar darinya, baik di kantor saya maupun di tempat kerja lainnya, tapi TIDAK banyak orang yang seperti mas Pras.

Saat ini mas Pras sedang ada di Perancis. Kantor pusat kami mengutusnya untuk mengikuti sebuah training internasional selama beberapa pekan. Suatu kesempatan yang tentu saja sangat jarang menyapa setiap kita. Dan saya yakin, kesempatan yang mas Pras dapatkan adalah salah satu tanda keberkahanNya dan balasan dariNya atas segala kebaikan dan kedermawanannya. Saya berharap, masih banyak mas Pras-mas Pras lainnya yang bertebaran di bumi ini, seseorang yang senantiasa ada, di saat yang lain tiada.

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah : 261).

Allah berfirman, "Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya. Dialah sebaik-baiknya Pemberi rizki." (QS. Saba : 39).
baca selengkapnya......

Mencintai dengan Sempurna

Penulis : Agus Triningsih (kotasantri.com)
Malam menjelang tidur, kembali sebuah SMS dari seorang sahabat membuatku merenung.
"Kita hidup bukanlah mencari seseorang yang sempurna untuk kita cintai, namun kita belajar untuk mencintai orang yang tidak sempurna dengan sempurna."
Kalimat yang begitu sederhana, tapi tidak sesederhana maknanya. Ku eja setiap kata-katanya dengan perlahan, lalu ku coba untuk memahami maknanya. Dan, ada tetes-tetes yang tak terbendung dari tiap sudut mataku. Entah, oleh sebab apa aku harus menangis seketika itu.
Yang pasti, aku merasakan tamparan keras pada hatiku.
Hingga kini, aku tetap menyakini bahwa segala sesuatu terjadi pasti dengan izinNya, dan BUKAN tanpa maksud.
Kali ini Allah mengajariku satu hal melalui seorang teman, lewat SMS-nya tadi. Bukan tanpa sebab Allah menggerakkan jari ukhti-ku itu untuk mengirimkan SMS tersebut. Ia mengirim tanpa ada obrolan apa pun tentang tema itu sebelumnya. Tidak satu jam yang lalu, tidak satu hari yang lalu, tidak satu minggu yang lalu, tidak pula satu tahun yang lalu.
Ketika di tanya mengapa ia mengirimkannya untuk saya, hanya satu kalimat sederhana yang diungkapkan olehnya, ”Ketika saya membacanya dari sebuah web muslim, saya langsung teringat ukhti. Saya kutip dan saya simpan dalam draft SMS. Dan malam ini, saya SMS-kan hanya ke satu nomor tujuan.”
”Just it.”
Percayakah Anda?
Malam itu, sebelum menerima SMS darinya, saya sedang asyik dan serius membuat konsep rumah tangga yang ideal untuk saya di masa depan. Paling tidak, untuk 3 tahun pertama di kehidupan kami ke depan. Saya mencoba membuat planing-planing ke depan. Bagaimana saya, suami saya, keluarga besar kami, konsep pendidikan anak-anak, aktifitas saya berikutnya, dan bla.. bla.. bla.. Ya, saya sedang belajar bermimpi, dan lalu berikhtiar semaksimal mungkin untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu.
Saya merencanakannya sendiri, tanpa calon suami saya. Mengapa? Karena sampai kini ”dia” masih abstrak dan masih menjadi misteri bagi saya. Mungkin bagi Anda, saya melakukan hal yang sia-sia? Atau mungkin lucu? Atau hanya membuang waktu saja? Tapi bagi saya, tidak! Kehidupan sangat penting untuk direncanakan, jauh hari sebelumnya, karena perencanaan adalah bagian dari kesuksesan.Bukankah begitu? Dan malam itu, Allah langsung menegur saya lewat sebuah SMS.
Anda tahu kenapa?
Karena saya mengharapkan kesempurnaan atas segala sesuatunya. Termasuk atas seseorang yang akan saya cintai di kemudian hari. Saat itu, saya membuang jauh "ketidaksempurnaan". Meski saya sadar sepenuhnya, memang kita tidak akan menemukan mahlukNya yang sempurna.
Malam itu juga, Allah mengingatkan saya pada ketiga laki-laki shaleh yang luar biasa. Mereka TIDAK SEMPURNA secara fisik, tapi akhlak, keshalehan, dan perjuangan hidupnya membuat setiap orang berdecak kagum atasnya. Mereka adalah orang-orang yang dekat dengan saya. Teman sekaligus abang bagi saya. Saudara seiman yang sangat layak untuk ditauladani bagi saya dan siapa pun juga.
Bukankah mereka layak untuk mendapatkan istri yang sempurna? Jika kemudian satu dari sekian juta lelaki shaleh datang dan berniat untuk menggenapkan separuh agamanya. Tentu sangat tidak adil jika saya menolaknya hanya karena fisiknya yang TAK sempurna. Tapi menerimanya juga bukan perkara yang mudah. Butuh keberanian, butuh kesabaran, butuh kekuatan hati dan jiwa. Dan hanya wanita-wanita ”hebat ” yang sanggup dan Allah pilih khusus untuknya.
Dan Allah menegur saya untuk mulai belajar memahami, untuk bisa menyiapkan hati manakala kondisi itu dihadapkan pada saya. Saya juga harus berani membuat planing-planing alternatif sesuai kondisional dan kapabilitas mereka.
Saya yakin, setiap kita memahami bahwa Allah menilai kita bukan karena penampilan luarnya, tapi Allah menilai pada hati kita. Sekali lagi, tidak seharusnya fisik menjadi takaran bagi kita. Tapi setiap kita masih harus belajar ikhlas untuk menerima ketidaksempurnaan. Belajar! Ya, belajar.
Teringat salah seorang jama'ah pengajian Aa Gym. Jika tidak salah namanya ”Ato”. Beliau adalah seorang yang cacat fisik. Bahkan ia mengalami kesulitan berkomunikasi. Untuk pergi ke Daarut Tauhiid, beliau harus beberapa kali naik turun angkot dan tetap butuh gendongan orang lain. Tapi itu semua tak menyurutkan motivasinya untuk berburu majelis ilmu. Ikhlas menjalani hidup, begitulah sosoknya. Kini Ato telah mendapatkan bidadari dunianya. Seorang akhwat shalehah dan sempurna, kini selalu mendampinginya dalam suka dan duka, bersama mengarungi samudera kehidupan. Itulah anugerah yang Allah berikan untuknya.
Satu lagi. Pasti kita semua mengenalnya, Ucok Ali Baba.Seorang entertainer yang juga cacat secara fisik, tapi memiliki istri yang sempurna.
Istri Ato dan juga istri Ucok adalah wanita-wanita luar biasa yang mampu mencintai laki-laki yang tidak sempurna dengan cara yang sangat sempurna.
Belajar menerima dan memahami, mungkin hanya itu kata-kata yang terbaik untuk saya dan juga Anda saat ini. Belajar mencintai segala sesuatu yang tak sempurna dengan sempurna.
baca selengkapnya......

Kiat Bergaul antara Laki-laki dan Perempuan

Penulis : Yuli Harmita (kotasantri.com)
Allah SWT tidak melarang suatu perbuatan apa pun melainkan untuk kebaikan dan kemuliaan kita, untuk menjauhkan kita dari kerugian, bahkan untuk melindungi kita dari kehinaan dan kenistaan. Termasuk larangan untuk mendekati zina misalnya, "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan sesuatu jalan yang buruk."(QS. Al-Isra [17] : 32).

Bukan jangan berzina, tapi jangan mendekati zina. Dengan kata lain, mendekati zina saja dilarang, apalagi berzina. Bagaimana cara untuk tidak mendekati zina? Hal ini tentu akan sangat berkaitan dengan bagaimana cara bergaul antara laki-laki dan perempuan. Berikut ini kiat bergaul antara laki-laki dan perempuan yang bisa kita amalkan baik di sekolah, kampus, kantor, atau di mana pun kita berada.

1. Menutup Aurat. "Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu dan wanita-wanita mukminah, Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka,....." (QS. Al-Ahzab [33] : 59).
Telah berkata Aisyah RA, "Sesungguhnya Asma binti Abu Bakar menemui Nabi SAW dengan dengan memakai busana yang tipis, maka Nabi berpaling darinya dan bersabda, "Hai Asma, sesungguhnya apabila wanita itu telah baligh (sudah haidh) tidak boleh dilihat daripadanya kecuali ini dan ini," sambil mengisyaratkan pada muka dan telapak tangannya." (HR. Abu Daud).
Termasuk bagian dari penyempurnaan menutup aurat adalah menggunakan pakaian yang longgar (tidak ketat), tidak menggunakan kain yang transparan atau tipis, model dan warna pakaian pun sebaiknya tak terlalu menarik perhatian laki-laki, juga tak berlebihan dalam menggunakan wewangian.

2. Menundukkan Pandangan. "Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS. An-Nuur [24] : 30). "Katakanlah kepada wanita yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya..." (QS. An-Nuur [24] : 31).

3. Tegas dalam Berbicara. "Hai istri-istri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik..." (QS. Al-Ahzab [33] : 32).

4. Menjaga Jarak; Tidak Bersentuhan. Telah berkata Aisyah RA, "Demi Allah, sekali-kali dia (Rasul) tidak pernah menyentuh tangan wanita (bukan mahram) melainkan dia hanya membai'atnya (mengambil janji) dengan perkataaan." (HR. Bukhari dan Ibnu Majah).

5. Tidak Berikhtilath (Berdua-duaan). "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah seorang laki-laki sendirian dengan seorang wanita yang tidak disertai mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiganya adalah syaitan." (HR. Ahmad).
Laki-laki dan perempuan harus menutup aurat dan menjaga pandangan, tapi menjaga aurat lebih diutamakan bagi wanita, sedangkan menjaga pandangan lebih diutamakan bagi laki-laki. Bila para wanita menutup aurat dengan baik, mudah-mudahan upaya tersebut bisa membantu kaum lelaki yang belum mampu mengendalikan diri agar lebih terjaga pandangannya. Sebaliknya, bila kaum lelaki senantiasa menjaga pandangannya, walau ada wanita yang kurang sempurna menutup auratnya, maka Insya Allah akan lebih mudah dalam mengendalikan diri.
baca selengkapnya......

Sekilas Majalengka

Curug Muara Jaya Indah(Curug Maja) Sumber:www.majalengkakab.go.id
Majalengka adalah nama salah satu kabupaten yang berada di wilayah pemerintahan Propinsi Jawa Barat yang letaknya tepat dibawah kaki Gunung Ciremai(gunung tertinggi di Jawa Barat). Dari pusat Kota Bandung, Majalengka berada sebelah timurnya Kota Bandung dengan jarak Bandung - Majalengka ±60 Km. Majalengka memiliki batas wilayah sebelah barat berbatasan langsung dengan Kab. Sumedang, sebelah utara dengan Kab. Indramayu, sebelah timur dengan Kota/Kab. Cirebon dan Kab. Kuningan dan sebelah selatan dengan Kab. Ciamis. Majalengka merupakan kabupaten agrobisnis di wilayah Jawa Barat, dimana mata pencaharian masyarakat Majalengka sebagian besar adalah sebagai petani yang dapat memberikan kontribusi besar dari hasil pertaniannya untuk memenuhi kebutuhan pokok warga Majalengka dan luar Majalengka. Majalengka juga memiliki pesona alam yang indah yang bisa dijadikan sebagai tempat tujuan rekreasi bagi para pengunjung(wisatawan), baik dari wilayah Majalengka sendiri ataupun dari luar Majalengka. Diantaranya tempat-tempat yang sering dijadiakan tujuan rekreasi para wisatawan adalah Curug Muara Jaya Indah, Curug Tonjong, Taman Buana Puri(patung dinosaurus), Situ Sangiang, Situ Cipadung, Situ Cipanten dll. Lebih lengkapnya untuk mengetahui lebih jauh tentang Kabupaten Majalengka, silahkan klik alamat-alamat situs Majalengka di blog ini.
Penulis:Kang Eno
baca selengkapnya......

KH. Abdul Halim: Pahlawan Nasional dari Majalengka

Sosok
November 2008. Kabar mengejutkan datang dari Istana Negara, Jakarta. Pemerintah menetapkan KH Abdul Halim sebagai Pahlawan Nasional bersama dengan Bung Tomo dan Mohammad Natsir. Banyak pihak yang tak mengenal Abdul Halim. Siapa dia?
Namanya memang tak sekondang para pejuang kemerdekaan seperti Soekarno, Hatta, Syahrir, atau Natsir. Namun, jejak kepahlawanan KH Abdul Halim tak kalah panjang dengan mereka. Perhatikan baik-baik deretan nama anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Di antara tokoh-tokoh pendiri bangsa, terselip nama Abdul Halim.
Abdul Halim lahir pada 26 Juni 1887 di Desa Ciborelang, Kecamatan Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat. Ia adalah putera bungsu dari delapan bersaudara. Ayahnya KH. Muhammad Iskandar, seorang penghulu Kewadenaan Jatiwangi, dan ibunya, Nyi Hj. Siti Mutmainnah.
Sejak kecil, pria bernama asli Otong Syatori itu telah mendapatkan pendidikan agama dari orangtuanya. Pada usia 10 tahun, ia telah belajar membaca Al-Qur’an. Setelah itu, ia mengembara mencari ilmu di berbagai pelosok Jawa Barat dan Jawa Tengah hingga usianya mencapai 22 tahun. Gurunya yang pertama adalah KH Anwar, di Pondok Pesantren Ranji Wetan, Majalengka. Ia kemudian berpindah-pindah dari satu pesantren ke pesantren lain. Rata-rata, Abdul Halim bermukim antara satu sampai tiga tahun di setiap pesantren. Beberapa kiai yang pernah menjadi gurunya antara lain KH Abdullah (Pesantren Lontangjaya, Majalengka), KH Sijak (Pesantren Bobos, Cirebon), KH Ahmad Sobari (Pesantren Ciwedas, Cilimus, Kuningan), dan KH Agus (Pesantren Kedungwangi, Pekalongan).
Di sela-sela kesibukannya mencari ilmu, Abdul Halim menyempatkan diri berdagang dengan menjual batik, minyak wangi, dan buku-buku agama. Pengalaman dagangnya itu kelak memengaruhi langkah-langkahnya dalam memperbaiki sistem ekonomi masyarakat pribumi.
Setelah menimba ilmu agama dari banyak kiai lokal, Abdul Halim memutuskan untuk naik haji di usia 22 tahun. Kepergiannya tak semata buat menunaikan rukun Islam kelima, tapi juga untuk mendalami ilmu agama. Di Mekkah, ia mulai bersentuhan dengan tulisan-tulisan Jamaluddin al-Afgani dan Muhammad Abduh. Di sana, ia berguru kepada Syeikh Ahmad Khatib, imam dan khatib Masjidil Haram, dan Syeikh Ahmad Khayyat. Di Mekkah pula, ia bertemu dengan KH. Mas Mansyur dari Surabaya (tokoh Muhammadiyah) dan KH Abdul Wahab Hasbullah (tokoh Nahdatul Ulama). Setelah dirasa memadai, Abdul Halim kembali ke Tanah Air pada 1911 M.
Ia pulang dengan membawa semangat dan tekad yang membara: melakukan perbaikan kehidupan masyarakat. Untuk mewujudkannya, ia menempuh jalur pendidikan (at-tarbiyah) dan penataan ekonomi (al-iqtisadiyah).
Sebuah lembaga pendidikan agama ia dirikan di atas tanah milik mertuanya, KH Muhammad Ilyas, pada 1911. Namanya: Majlis Ilmu. Lembaga itu bertempat di sebuah surau sangat sederhana yang terbuat dari bambu. Sehari-hari, Abdul Halim dibantu oleh mertuanya dalam memberikan pelajaran kepada para santrinya. Kian lama, aktivitas Majlis Ilmu semakin berkembang. Sebuah asrama berhasil dibangun sebagai tempat tinggal para santri.
Tahun 1912, ia mendirikan Hayatul Qulub. Lembaga itu bertujuan untuk mengembangkan ide pembaruan pendidikan, pengembangan sosial ekonomi dan kemasyarakatan. Anggotanya terdiri dari tokoh masyarakat, santri, pedagang, dan petani.
Langkah-langkah perbaikannya meliputi delapan bidang yang disebut dengan Islah as-Samaniyah: islah al-aqidah (perbaikan bidang aqidah), islah al-ibadah (perbaikan bidang ibadah), islah at-tarbiyah (perbaikan bidang pendidikan), islah al-ailah (perbaikan bidang keluarga), islah al-adah (perbaikan bidang kebiasaan), islah al-mujtama (perbaikan masyarakat), islah al-iqtisad (perbaikan bidang perekonomian), dan islah al-ummah (perbaikan bidang hubungan umat dan tolong-menolong).
Organisasi itu terus berkembang. Keberadaannya dapat memperbaiki keadaan masyarakat kecil. Itu membuat pemerintah kolonial Belanda mulai menaruh curiga. Secara diam-diam pemerintah mengutus polisi rahasia (Politiek Inlichtingn Dienst/PID) untuk mengawasi Abdul Halim dan organisasinya.
Tahun 1915, Hayatul Qulub dibubarkan. Penjajah Belanda menganggap organisasi tersebut menjadi penyebab terjadinya beberapa kerusuhan (terutama antara pribumi dan China). Meski dibubarkan, kegiatannya tetap berjalan.
Pada 16 Mei 1916, Abdul Halim mendirikan Jam’iyah I’anah al-Muta’alimin. Itu dilakukan sebagai upaya untuk terus mengembangkan pendidikan. Ia bekerjasama dengan Jam’iyat Khair dan al-Irsyad di Jakarta. Tapi organisasi itu dibubarkan pemerintah kolonial pada 1917. Pemerintah Belanda khawatir, organisasi itu dapat merongrong kewibawaan mereka.
Abdul Halim tak jera. Pada tahun itu juga, ia mendirikan Persyarikatan Ulama. HOS. Tjokroaminoto berperan besar terhadap pendiriannya. Organisasi itu diakui oleh pemerintahan kolonial Belanda pada 21 Desember 1917. Persyarikatan Ulama terus berkembang. Pada 1924, daerah operasi organisasi sampai ke seluruh Jawa dan Madura. Tahun 1937, menyebar ke seluruh Indonesia.
Agar organisasi terus berjalan, dibutuhkan dana yang memadai. Untuk itu, Abdul Halim mengembangkan usaha pertanian dengan membeli tanah seluas 2,5 ha pada 1927. Ia juga mendirikan percetakan pada 1930. Pada 1939 ia membangun perusahaan tenun dan beberapa perusahaan lainnya. Semua perusahaan itu berada di bawah pengawasannya.
Abdul Halim mewajibkan para guru menanam saham di perusahaan tersebut, sesuai dengan kemampuan masing-masing. Tujuannya, agar perusahaan tersebut berkembang pesat. Ia juga mendirikan sebuah yayasan yatim piatu yang dikelola oleh persyarikatan wanita, Fatimiyah.
Ia juga mendirikan pesantren Santi Asromo di Majalengka pada April 1942. Itu dimaksudkan untuk memberikan bekal keterampilan kepada santri agar kelak hidup mandiri, tanpa harus tergantung pada orang lain, atau menjadi pegawai pemerintah.
Pergaulan Abdul Halim tak cuma di Jawa Barat. Ia juga berinteraksi dengan beberapa organisasi lainnya di Indonesia, seperti Muhammadiyah di Yogyakarta, Sarekat Islam, dan Ittihad al-Islamiyah (AII) di Sukabumi. Itu dilakukan agar gerakan dakwah yang dilakukannya dapat mengukuhkan ukhuwah Islamiah (kerukunan Islam) dengan penuh cinta kasih, sebagai usaha menampakkan syiar Islam dalam mengusir penjajah.
Pada 1942, ia mengubah Persyarikatan Ulama menjadi Perikatan Umat Islam (PUI). Pada 1952, PUI melakukan fusi dengan Persatuan Umat Islam Indonesia (PUII). Namanya menjadi “Persatuan Umat Islam” (PUI), yang berkedudukan di Bandung.
Abdul Halim juga aktif berperan menentang pemerintahan kolonial. Pada 1912. ia menjadi pimpinan Sarekat Islam cabang Majalengka. Pada 1928, ia diangkat menjadi pengurus Majelis Ulama yang didirikan Sarekat Islam bersama-sama dengan KH M Anwaruddin dari Rembang dan KH. Abdullah Siradj dari Yogyakarta. Ia juga menjadi anggota pengurus MIAI (Majlis Islam A’la Indonesia) yang didirikan pada 1937 di Surabaya.
Pada 1943, setelah MIAI diganti dengan Masyumi (Majlis Syuro Muslimin Indonesia), ia menjadi salah seorang pengurusnya. Ia juga termasuk salah seorang anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI/Dokurotzu Zyunbi Tyoosakai) pada 1945, anggota Komite Nasional indonesia Pusat (KNIP), dan anggota Konstituante pada 1955. Di kalangan kawan-kawannya, ia dikenal sebagai orang yang sederhana, pengasih, dan mengutamakan jalan damai dalam menyelesaikan persoalan.
Pada 1940, ia bersama KH. A. Ambari menghadap Adviseur Voor Indische Zaken, Dr. GF. Pijper di Jakarta, untuk mengajukan beberapa tuntutan yang menyangkut kepentingan umat Islam. Ketika terjadi agresi Belanda pada 1947, ia bersama rakyat dan tentara mundur ke pedalaman untuk menyusun strategi melawan Belanda. Ia juga menentang keras didirikannya Negara Pasundan oleh Belanda pada 1948.
Abdul Halim terkenal cerdas dan kuat dalam memegang prinsip. Selain bahasa Arab, ia juga menguasai bahasa Belanda setelah belajar dari Van Houven (salah seorang dari Zending Kristen di Cideres), dan bahasa China -- dari orang China yang bermukim di Mekkah. Ia juga pernah menolak keinginan orangtuanya yang memintanya menjadi pegawai negeri.
Melihat jejak sejarah yang ditinggalkannya, tak salah jika Abdul Halim dianugerahi gelar Pahlawan Nasional, meski namanya tak sekondang Bung Tomo dan Mohammad Natsir.
Penulis: Erwyn Kurniawan dari berbagai sumber
rujukan:http://esqmagazine.
baca selengkapnya......

Manfaat Madu

Madu adalah cairan istimewa yang dikeluarkan lebah, dimana cairan itu(madu) menyimpan sejuta manfaat(obat) bagi kehidupan manusia. Informasi manfaat madu ini sudah tidak diragukan lagi, bahkan dalam Kitab Al-qur'an, Kitab Injil dan kitab lama lainnya telah memberikan informasi penting tentang manfaat madu ini.
Berikut adalah artikel menarik yang saya kutip dari Journal of Family Practice Diceritakan di dalam journal tersebut seorang laki-laki yang berusia 79 tahun dan menderita diabetes golongan 2 yang sudah parah. Segala bentuk pengobatan modern telah ditempuh bahkan lelaki ini selama 14 bulan telah lima kali masuk rumah sakit dan 4 kali menjalani operasi. Biaya yang dikeluarkan telah mencapai US$ 390,000,- (Sekitar 3.5 milyar rupiah). Dengan segala upaya tersebut luka yang menganga di dua tempat sebesar 8 cm x 5 cm dan 3 cm x 3 cm tetap tidak sembuh meskipun telah diberi antibiotic terbaik yang ada. Bahkan lelaki tersebut telah kehilangan dua jarinya.

Lebih buruk lagi, dua team dokter yang menangani pasien tersebut berusaha meyakinkan pasien bahwa ia perlu diamputasi kakinya mulai lutut ke bawah karena apabila tidak maka nyawanya terancam. Pasien menolak amputasi tersebut dan sebelum dia mendapatkan informasi tentang madu, pasien ini kehilangan satu jari lagi.

Setelah mendapatkan informasi tentang madu, pasien ini mulai membeli madu di super market – mengoleskan pada luka-lukanya dan meninggalkan pengobatan dengan antibiotic lainnya. Karena pengobatan sekarang hanya dengan madu maka biayanya menjadi jauh lebih murah.

Dua minggu setelah menjalani pengobatan dengan madu, jaringan di tempat luka mulai hidup kembali. Dalam rentang waktu 6 – 12 bulan, pasien tersebut telah sepenuhnya pulih kembali dan lukanya tidak kambuh kembali.
_____________________________________________
Penuaan dini, ingatan menurun, diliputi cemas
Sebuah studi menemukan fakta bahwa madu berguna melawan efek penuaan, termasuk penurunan daya ingat dan kecemasan.

Penelitian yang diungkapkan oleh Lynne Chepulis dan Nicola Starkey dari Univesitas Waikato, di Hamilton, Selandia Baru, menemukan fakta bahwa pada tikus yang makanannya mengandung madu memiliki memori spasial lebih baik dan kurang cemas.

Kedua peneliti itu memberikan makanan mengandung 10% madu, 8% sukrosa, atau tidak mengandung gula selama 12 bulan.

Tikus-tikus tersebut baru berusia dua bulan pada awal studi, dan diperiksa setiap tiga bulan dengan menggunakan tes yang dirancang untuk mengukur kecemasan dan memori spasial.

Hasilnya menunjukkan bahwa tikus yang diberi makan madu menghabiskan waktu sebanyak hampir dua kali di bagian terbuka dari maze. Menurut peneliti, hal ini menunjukkan bahwa mereka kurang cemas.

Mereka juga lebih suka menghabiskan waktu di bagian baru maze berbentuk Y yang menunjukkan mereka mengetahui dari mana mereka sebelumnya, dan memiliki memori spasial yang lebih baik.

"Makanan yang diberi madu dapat bermanfaat dalam menurunkan kecemasan dan memperbaiki daya ingat selama penuaan," kata Starkey seperti dikutip inilah.com.

Para peneliti mengemukaan bahwa madu dapat meningkatkan daya ingat disebabkan aksi antioksidan yang dapat membantu mencegah proses perusakan sel oleh radikal bebas di dalam tubuh.

Sementara itu dalam sejarah farmakologi, manfaat atau khasiat dari madu memang sudah diketahui sejak lama. Sebelum tahun Masehi, madu sangat popular sebagai jenis minuman menyegarkan dan menyehatkan.

Pada masa ini madu sudah banyak dimanfaatkan manusia sebagai minuman kesehatan, pengobatan berbagai penyakit, pengawetan mayat.

Madu juga dianggap dapat memperpanjang umur manusia karena kalau dikonsumsi dalam kadar tertentu secara rutin menghasilkan kesehatan yang baik dan tetap awet muda.

Ibnu Sina (890-1037), bapak kedokteran dunia dan pemikir muslim terkemuka merupakan tokoh kedokteran yang mengulas banyak mengenai khasiat madu dari segi kesehatan dan dunia kedokteran.

Selama hidupnya, menurut kutipan dari webMd, Ibnu Sina banyak mengkonsumsi madu sehingga awet muda dan berumur panjang.

Madu, menurut Ibnu Sina, dapat menyembuhkan berbagai penyakit dari yang ringan sampai yang berat, seperti tekanan darah tinggi dan jantung. Madu juga dapat menurunkan suhu badan serta mengatur sekresi, sehingga dapat menghilangkan penyakit demam.

Penelitian terakhir yang dikeluarkan dari Universitas Moskow, menyatakan jika madu ternyata juga mengandung logam alumunium, boron, krom, tembaga, timbal, titanium, seng, asam organik, asetilkolin, hormon, antibiotik, zat antiracun serta zat antikanker.

Zat-zat ini sangat penting untuk memperlancar proses biokimia tubuh dan proses penyembuhan aneka penyakit. Sementara kandungan enzim dalam madu dilaporkan paling tinggi jika dibandingkan dengan mahanan lainnya.

Penelitian ini juga menyebutkan madu diyakini dapat menyembuhkan tukak lambung (maag), radang usus, serta kesulitan buang air besar (sembelit). Jadi sangat baik memang untuk mengkonsumsi madu dalam keseharian kita.

More info: http://www.surau.net/epromo_madu.html (gambar produk)
Direct order: http://www.surau.net/contactme/pesanmadu.htm (pesan, bayar, diantar)
Sumber: http://www.rumahmadu.com www.surau.net dan sumber lain.
baca selengkapnya......