Rabu, 15 September 2010

BAHAYA MANIPULASI DATA

Penulis: Kangeno (special for teachers)
Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, ia merupakan cahaya penerang bagi dunia kegelapan atau sang penunjuk jalan, penakluk atau pemecah kebodohan murid-muridnya.
Perspektif lain menjadi guru PNS adalah suatu impian, cita-cita mulia, atau ada yang beranggapan kerjaan guru itu mudah (asumsi)bagaimana tidak, contoh seorang guru SD, ia bekerja hanya setengah hari, sisa waktunya bisa digunakan untuk bisnis atau kegiatan lainnya, ia paling banyak liburnya daripada PNS-PNS lain, karena saat anak libur ia pun ikut libur, di masyarakat dihargai karena ia dibutuhkan dalam kegiatan-kegiatan resmi desa atau kegiatan warga yang sering sekali melibatkan guru, seperti panitia KPPS, musyawarah desa, panitia dalam resespsi pernikahan, acara hari-hari besar agama/nasional dsb. Pendek kata, guru sangat dihargai karena dibutuhkan masyarakat. Tapi apa jadinya seandainya guru itu bodoh, jahat, berakhlak buruk , tidak bertanggung jawab dan mengajarkan sesuatu yang tidak baik, bagaimana halnya dengan murid-muridnya? Ada istilah “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”, artinya apabila gurunya tidak baik maka muridnya pun akan jauh lebih tidak baik, padahal murid-murid itu disiapkan sebagai generasi penerus bangsa. Bagaimana jadinya peradaban dunia ini sendainya generasi penerusnya miskin ilmu, amal dan buruk akhlak. Na’udzubillahi mindzaalik…
Salah satu kejahatan seorang guru adalah memanipulasi atau memalsukan data atau SK karena menginginkan secepatnya diangkat menjadi PNS. Berbagai jalan ia tempuh supaya cepat tercapainya tujuan meskipun melabrak aturan, padahal ini adalah kejahatan yang luar biasa…Boleh jadi data itu lulus atau luput daripada para penyeleksi data, tapi tetap ada Yang Maha Menyaksikan yang mustahil luput dari semua gerak-gerik makhluk-Nya meskipun hanya sebersit lintasan dihati, Dia lah Tuhan seru sekalian alam, Allah SWT. Bagaimana kalau data haram itu lulus dalam seleksi makhluk, kemudian diangkat menjadi PNS, dan gaji yang tak jelas pun diterimanya, kemudian hasilnya termakan oleh isteri atau suami, anak-anak, saudara atau orang tua kita, inginkah kita menebar penyakit kepada saudara atau keluarga kita yang tidak tahu apa-apa karena ulah kita. Padahal hukuman bagi orang yang memakan sesuap pun dari barang haram, maka 40 hari ibadahnya tidak diterima Allah SWT., seringkali kita lupa akan hal ini, naudzubillaah.., padahal kehidupan di dunia hanya sesaat, sekedar mampir dan terus kita menjauhinya dan mendekati sesuatu yang pasti dan amat dekat yaitu kematian, karena ia bisa datang tiba-tiba, amat misteri waktu, tempat dan sebab kejadiannya, sedangkan kehidupan akhirat itu adalah yang abadi, dimana harta, jabatan bukanlah jaminan untuk menggapai jannah-Nya. Pernahkah kita merenung/bertafakkur kearah situ?!!!!!
Allah Maha penerima taubat, selama hayat masih dikandung badan pintu taubat masih terbuka, seandainya kita khilaf terlanjur memanipulasi/memalsukan data, berbuat kecurangan atau kebodohan diri, maka usahakan untuk meluruskannya tetapi seandainya amat susah meluruskannya maka perbanyaklah taubat, banyak bersedekah dan amal ibadah lainnya semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa kita dan menerima usaha/amal ibadah kita amin…Seorang bijak berkata, lebih baik kita disebut mantan penjahat daripada mantan orang baik. Semoga khusnul khotimah…amiin. Wallahu a’lam bishshowaab.
Mohon korek apabila ada yang salah!!!
Minal aidin walfaidzin. Mohon maaf lahir dan bathin…
Renungan Awal Syawal 1431 H, diatas loteng papan akasia. (16-09-2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar